Kamis, 27 Agustus 2009

Wiji Thukul Layak Dapat Bakrie Award 2010



oleh Asep Sambodja

Penyair Wiji Thukul layak mendapat penghargaan Bakrie Award 2010. Setidaknya ada dua alasan kenapa Wiji Thukul layak mendapatkan penghargaan sastra yang cukup bergengsi itu. Pertama, Wiji Thukul mengembangkan konsep berkesenian sastra perlawanan, yang secara tidak langsung mewarisi sikap berkesenian Mas Marco Kartodikromo, Semaoen, dan Cak Durasim yang melawan kolonial melalui sastra dan seni. Sastra perlawanan yang dikembangkan Wiji Thukul tersebut dapat diartikan sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan maupun perlawanan terhadap rezim diktator.
Kedua, cara Wiji Thukul mengembangkan sastra perlawanan di era sastra modern adalah dengan menggunakan kata-kata yang lugas, kata-kata yang berisi. Karya-karya Wiji Thukul bukanlah karya sastra klangenan. Dia tidak sekadar membuat puisi untuk menghibur pembaca, melainkan ada sikap dan pesan yang jelas yang ingin disampaikan Wiji Thukul melalui karya-karyanya.
Sikap berkesenian Wiji Thukul tersebut tidak main-main. Dia menulis dengan sepenuh jiwa. Dia bukan penyair sekadar. Dia penyair yang benar-benar menghayati kehidupannya untuk diekspresikan melalui puisi. Bahkan, ia berani mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan sebuah puisi. Sehingga semua tahu bahwa penyair Wiji Thukul hilang di tanah airnya sendiri.
Melihat sepak terjang penyair Wiji Thukul seperti itu, saya menilai Wiji Thukul layak menerima Bakrie Award 2010, yang bisa diterima secara in absentia, mengingat Wiji Thukul hingga sekarang masih belum bisa diziarahi. Masih hilang.

Citayam, 28 Agustus 2009

Tidak ada komentar: